watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

THE ART OFF SEXS

Beberapa bulan lalu aku pergi ke rumah teman
aku untuk meminjam catatan sejarah miliknya,
karena aku selalu tertidur di kelas ketika pelajaran
itu. Ketika sampai di tempatnya, ternyata teman
aku tidak ada di tempat. Pada saat itu yang
membuka pintu adalah Adik perempuannya
(sebut saja Santi) yang juga satu sekolah dengan
aku.
"Mau nunggu Kakak pulang apa ntar mau balik
lagi neh?" tanyanya.
Setelah berpikir sebentar, aku menjawab "Gue
nunggu dalem aja deh, capek bolak balik nih,
mana mataharinya panas kayak gini lagi."
Akhirnya aku masuk dan duduk di bangku teras
rumahnya. 30 menit berlalu, teman aku masih
belum kembali.
"Kemana sih ini anak, keluar enggak bawa HP
lagi" pikir aku setelah sebelumnya mencoba
menghubungi hpnya.
Karena merasa bosan duduk sendirian di luar,
maka aku pun akhirnya masuk ke ruang tamu
yang ternyata telah dihuni oleh 2 cewek teman
Santi. Tidak berapa lama kemudian Santi pun
keluar dari kamarnya dengan memakai rok mini.
"Sory yah enggak nemenin tadi, Gue tadi lagi
mau mandi pas lo bel." sapanya sambil duduk
tidak jauh disampingku.
"Oh, Nggak apa-apa kok." jawabku sekenanya
sambil mataku terus melihat teman-teman Santi
yang sedang asyik bermain video game.
Ketika aku sedang asyik-asyiknya membaca
majalah, tiba-tiba saja Santi menyambar ke arah
aku karena dia berusaha mengelak dari bantal
yang dilempar oleh temannya (entah apa
sebabnya, karena aku sedang konsen lihat
majalah musik), secara spontan aku pun
menahan tubuh Santi yang melompat ke
pangkuan aku. Saat itu tangan kanan aku tidak
sengaja menyentuh buah dada Santi, seketika itu
pula Santi melihat ke arah aku dengan raut muka
yang tiba-tiba serius.
"Waduh gila.. Bisa digampar nih Gue di depan
teman-temannya" pikirku saat itu sambil siap-
siap memejamkan mata menerima telapak
tangan dari Santi. Ternyata tidak ada respon dari
Santi, ketika aku kembali melihat wajah Santi, dia
malah membalas tatapan aku dengan senyuman
kecilnya yang manis.
"Kok enggak negor atau marah sih nih anak?
Malah senyum. Jangan-jangan.."
Refleksi kejadian 'kecelakaan' tadi terus terulang-
pulang di pikiranku.
"Weh.. Bengong lagi.. Napa loe? Gegar otak yah
ketabrak sama Gue?" ujarnya sambil ketawa.
"Enggak kok, lagi bingung mau baca majalah
apalagi nih." jawabku sekenanya.
"Itu di bawah meja banyak majalah kok, pilih aja
sendiri." jawab Santi.
Akupun menunduk untuk mencari majalah di
bawah meja tamu yang posisinya tepat berada
di depan kami sambil mataku mencuri pandang
ke arah rok Santi. Ternyata Santi sejak tadi terus
mengamati gerak gerik aku, lalu secara perlahan
dia mulai membuka kedua pahanya.
"OMG! Santi enggak pake celana dalam!" pikirku
sambil secara spontan mataku melihat ke
wajahnya, secepat kilat Santi mendekatkan jari
telunjuknya ke bibirnya yang seksi sambil
mengedipkan sebelah matanya seperti ingin
mengatakan.
"Sstt.."
"Wah Adik teman Gue bitchy banget nih, berani
banget di depan teman-temannya" pikirku dalam
hati.
Kemudian akupun kembali duduk disampingnya
tetapi kali ini aku duduk lebih rapat dari
sebelumnya. Dengan memberanikan diri, aku
letakkan tangan kanan aku ke atas pahanya dan
ternyata Santi diam saja, malah dia masih bisa
meledek teman-temannya yang sedang asyik
bermain dengan permainan mereka sendiri.
Secara perlahan aku mengelus pahanya yang
dilanjutkan dengan menyusupkan tangan aku
masuk ke dalam rok Santi.
"Wah.. Gila bulunya kayaknya pendek-pendek.
Seksi.."
Santi pun segera mengambil bantal sofa dan
menutup tangan aku yang sudah mulai masuk
ke dalam roknya. Secara perlahan aku elus bibir
vaginanya dengan lembut, terlihat raut wajah
Santi sudah mulai berubah, wajahnya mulai
merah. Belum puas dengan permainan di luar,
akupun mulai memasukkan jari tengah aku ke
dalam vaginanya untuk mencari clittorisnya dan
tidak lama kemudian aku mulai memutar-mutar
sambil menekan-nekan jari aku di atas
clittorisnya. Pada saat itu, Santi mulai
memejamkan matanya sambil menggigit bibir
bawahnya menahan suara lenguhannya yang
tertahan karena takut terdengar temannya.
"Mmhh.."
Sedang asyik-asyiknya memainkan clitorisnya,
tiba-tiba timbul dalam pikiran aku untuk
mempermainkan Santi. Segera aku cabut tangan
aku dari rok mininya, Santi pun kembali menatap
wajahku dengan terheran heran. Akupun
membalas tatapannya dengan tersenyum kecil.
Santi tampaknya kesal dengan berhentinya
permainan kami, akhirnya akupun pura-pura
bertanya.
"Gue ke kamar Kakak loe aja deh ambil
catatannya, loe tahu enggak dimana Kakak loe
taro tas skulnya?".
Seketika itu pula Santi kembali tersenyum binal
sambil menjawab, "Tahu, yuk Gue temanin loe
ambil" katanya sambil bangkit berdiri dan
berjalan di depan aku menuju ke lantai 2 tempat
kamar kakaknya berada.
Ketika kami sudah masuk ke dalam kamar
kakaknya, Santi segera mencubit perut aku
sambil berkata, "Jahat ih.. Bikin Gue horny kayak
gini, menderita tahu!"
Baru saja aku mau menjawab sorry, tiba-tiba
mulut aku disambar olehnya.
"Hhmm.. Mmhh.. Mmhh.." gumamnya.
"Ini cewek napsuan amat sih" pikirku.
Tidak lama kemudian Santi mendorongku ke
atas ranjang dengan tatapan matanya yang liar,
dia membuka kancing kemeja aku satu persatu
dengan mulutnya dan tangannya membuka
celana jeans aku yang sejak tadi menahan 'Mr.
P'ku. Ketika aku ingin membuka kaos ketatnya,
dia malah menepis tangan aku, "Loe relax aja, let
me do it by myself."
Setelah aku telanjang bulat, Santi pun mulai
mengulum 'Mr. P's eggs dengan napsunya.
"Gimana sayang? Enak enggak." tanyanya sambil
tangan kanannya mengocok 'Mr. P'. Hanya
orang tolol yang menjawab 'Tidak!. "Enak say..
terus dong.. jangan berhenti.." jawabku dengan
penuh napsu.
Sedang asyik-asyiknya Mr. P ku di oral oleh
Santi, tiba-tiba dia berhenti dan menyentil Mr. P
ku.
"Aduh.. Sakit tahu.." teriakku dengan suara
tertahan.
Santi pun hanya tertawa sambil menjawab,
"Siapa suruh bikin Gue horny di bawah tadi!".
"Sekarang loe duduk aja, lihat Gue nari." ujarnya
sambil menyalakan music box di atas meja
belajar kakaknya.
Tidak lama kemudian lagu trance mulai
terdengar dan Santi pun mulai menari sambil
melepaskan pakaiannya satu persatu seperti
penari strip tease profesional.
"Aarrgghh.. Gue enggak bisa nunggu lagi nih,
enggak tahan!" pikirku sambil berdiri dan
langsung memeluk tubuh Santi yang masih
asyik bergoyang. Aku angkat badannya yang
seksi ke atas ranjang dan mulai mencium buah
dadanya.
"Kali ini Gue bales loe!" pikirku.
Perlahan kupermainkan dengan memutar mutar
lidahku di sekeliling puting susunya sambil
berusaha tidak menyentuh putingnya.
"Uuugghh.. Enak.. Iya terus di situ say.. Ugghh..
Naik dikit lagi.." risihnya.
Risihannya tidak kuacuhkan sambil terus
melanjutkan permainan lidahku tidak lama
kemudian tampak Santi berusaha menggerakkan
tubuhnya agar lidahku bisa menyentuh puting
susunya, pada saat ini kugigit putingnya
perlahan dan dia pun berteriak nikmat.
"Acchh.. Enak.. terus say.. Gigit.. Isep.."
Akupun meluluskan permintaannya. Setelah
puas bermain dengan buah dadanya, akupun
mulai turun kebawah dan tampak vagina Santi
sudah banjir karena permainanku dengan
putingnya tadi. Kali ini aku mulai memainkan
permainan keduaku di depan bibir vaginanya,
kusentuh bibirnya dengan hidungku sambil
mencium dan menjilat bibirnya.
"Hhmm.. vagina loe wangi say.. Terawat lagi
kebunnya.. Bikin Gue napsu nih say.." godaku.
"Ayo dong yang.. Jangan dilihatin doang dong.."
jawabnya penuh napsu.
Akupun memenuhi kembali permintaannya
dengan memainkan clittorisnya dengan lidahku.
"Mmhh.. Iya say.. Di situ.. Enak.. Ugghh.. terus..
Gue sudah mau keluar nih.. terus.. Uuugghh.."
racaunya tidak karuan sambil kedua pahanya
mulai menjepit kepalaku.
"Aacchh.. Gue keluar yang.. Uuugghh.." tampak
keluar air awet muda dari dalam vaginanya.
Beberapa saat berlalu, aku pun mulai kembali
mencium buah dadanya sambil memasukan Mr.
P ke dalam vaginanya yang sudah licin. Perlahan
lahan aku masukkan Mr. P.
"Mmhh.. Ketat banget nih.." ujarku.
"Uuugghh.. Lebih dalam lagi yang.. Masukin
lagi.. Uuugghh.." lenguhnya tidak karuan.
Kudiamkan Mr. P ku di dalam vaginanya setelah
mulai terasa tembok vaginanya menyentuh Mr.
P ku, sambil terus kucium bibirnya.
"Lo cantik banget deh San"
Belum sempat dia menjawab, kudorong
pantatku ke depan.
"Aacchh.." teriaknya.
Setelah itu kumulai permainan Mr. P ku. Awalnya
kudorong perlahan namun pasti, semakin lama
semakin cepat gerakanku..
"Acchh.. Aacchh.. Enak.. terus yang.. jugan
berhenti. terus.. Ugghh.." racaunya sambil
tangannya mulai mencakar punggungku.
"Aacchh.. Aacchh.. Iya.. terus.. Fuck me..
Faster.. Faster.. Aacchh.." teriaknya sambil
menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama
pinggulku yang secara intensif terus menghujam
vaginanya.
"Gue sudah mau nyampe nih.. Aacchh.."
ujarnya.
"Gue juga nih.. Bentar lagi keluar nih..
Uuugghh.." jawabku menahan napsu.
Tidak lama kemudian, "Gue keluar.. Aacchh.."
teriaknya puas.
Akupun segera mencabut Mr. P keluar dari.
Vaginanya yang dilanjutkan dengan memompa
Mr. P ku di atas perutnya dan..
"Oocchh.. Oocchh.. Huah.." teriakku puas.
Santi pun bangkit dan mengulum dan
membersihkan sisa2x sperma Mr. P ku yang
mulai melemas. Tidak lama kemudian, kami pun
mulai membersihkan diri dengan tissue dan
akupun mulai berpakaian.
"Kok udahan sih.." tanyanya.
"Ntar kalau Kakak loe balik gimana? Ntar aja lanjut
lagi, kan masih ada hari esok." jawabku sambil
bercanda.
Santi pun mengerti dan mulai berpakaian. Ketika
Santi turun, terdengar suara temannya
menyindir.
"Nyari bukunya lama amat.. Nyari buku apa
ngapain tuh.." diikuti suara tawa.
"Mau tahu aja loe nek!" jawab Santi sekenanya.
Akupun akhirnya menyusul turun sambil diikuti
oleh lirikan teman-temannya dengan tatapan
yang penuh curiga. Aku hanya bisa berlagak
cuek bebek sambil berjalan ke arah pintu
gerbang. Di depan pintu Santi meminta nomor
HP ku.
"Kapan-kapan ke sini lagi yah." ujarnya sambil
mencubit perutku.
Setelah kuberikan nomor HP ku, akupun
menjawab dengan nada bercanda, "Enggak mau
ah.."
"Awas loe yah!" ujarnya.
Malamnya kamipun kembali melanjutkan
permainan sex kami di dalam mobilku.
Semenjak hari itu kami sering bermain di
berbagai tempat, bahkan kami pernah bolos
pelajaran dan bermain sex di dalam WC wanita
sekolah kami.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/939
U-ON

inc Powered by Xtgem.com